Senin, 08 Juni 2009

Mesir dan Arab Saudi Cegah Kandidat Hizbullah ke Parlemen









Hizbullah
Hizbullah
Lebanon hari ini (Ahad 7/6) menggelar hajatan besar berupa pemilu legislatif. Warga mulai berduyun-duyun ke tempat pemilihan umum sejak pukul tujuh pagi waktu setempat hingga pukul tujuh petang guna memilih wakil mereka di parlemen. Dalam pemilu kali ini lebih dari 500 kandidat yang bersaing untuk memperebutkan 128 kursi parlemen. Pemilu legislatif ini digelar dengan pengamanan ketat, tentara ditempatkan di sekitar tempat pemungutan suara (TPS).

Panglima militer Lebanon, Jean Qahwaji saat sidang bersama stafnya meminta para bawahannya untuk mencegah terjadinya instabilitas keamanan saat pemilu. Presiden Lebanon, Michel Sleiman kembali menekankan netralitas berbagai lembaga dan instansi pemerintah di pemilu. Pemilu ini digelar di saat rakyat Lebanon menghadapi badai hebat rencana keji AS dan Rezim Zionis Israel.

Terkait hal ini Koran Al-Akhbar, cetakan Lebanon menulis, sejumlah negara Arab dan Barat membentuk badan khusus untuk mengkaji dan mempengaruhi pemilu legislatif di Lebanon. Masih menurut sumber ini, AS bekerjasama dengan Arab Saudi dan Mesir membentuk badan khusus guna memicu ketakutan di tengah warga guna mencegah kemenangan Hizbullah dan pendukungnya dari kubu 8 Maret. Sumber ini mengungkapkan, Arab Saudi sendiri hingga kini telah mengucurkan bantuan kepada kubu 14 Maret sebesar 300 juta dolar. Dana sebesar itu dimanfaatkan untuk membiayai kampanye para kandidat pro Barat dan popaganda lainnya. Selain itu, dana tersebut juga digunakan untuk membiayai lebih dari 15 ribu warga Labanon yang tinggal di Eropa, AS dan negara Arab lainnya untuk pulang ke negara mereka dan memberikan suaranya kepada kubu 14 Maret.

Sumber ini menekankan, agenda kerja terbaru AS dan Arab Saudi serta Mesir ditujukan untuk menciptakan ketakutan di tengah warga, dengan harapan rakyat tidak memberikan suaranya kepada Hizbullah. Televisi Al-Manar menyatakan, ancaman AS terhadap warga hingga kini masih terus berlangsung. Malah kini para petinggi Washington bertambah bulat tekad mereka untuk melanjutkan rencana busuknya tersebut.

Jeffrey Feltman, salah satu deputi menlu AS mengambil sikap keras dengan mengancam bahwa hasil pemilu legislatif di Lebanon akan mempengaruhi sikap AS dan masyarakat internasional terhadap negara ini. Ia juga mengkritik pernyataan Michel Aoun yang menyerukan umat Kristen Lebanon untuk tidak bergantung pada AS. Nampaknya AS masih berniat melanjutkan intervensinya terhadap urusan internal Lebanon.

Ketua komisi luar negeri di Kongres AS, Howard Berman mengatakan, anggota kongres dengan seksama mengawasi jalannya pemilu di Lebanon. Sementara itu, Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri menekankan bahwa muqawama telah menyumbangkan banyak syuhada untuk membebaskan Lebanon dan membangun negara ini.