Senin, 08 Juni 2009

Mesir dan Arab Saudi Cegah Kandidat Hizbullah ke Parlemen









Hizbullah
Hizbullah
Lebanon hari ini (Ahad 7/6) menggelar hajatan besar berupa pemilu legislatif. Warga mulai berduyun-duyun ke tempat pemilihan umum sejak pukul tujuh pagi waktu setempat hingga pukul tujuh petang guna memilih wakil mereka di parlemen. Dalam pemilu kali ini lebih dari 500 kandidat yang bersaing untuk memperebutkan 128 kursi parlemen. Pemilu legislatif ini digelar dengan pengamanan ketat, tentara ditempatkan di sekitar tempat pemungutan suara (TPS).

Panglima militer Lebanon, Jean Qahwaji saat sidang bersama stafnya meminta para bawahannya untuk mencegah terjadinya instabilitas keamanan saat pemilu. Presiden Lebanon, Michel Sleiman kembali menekankan netralitas berbagai lembaga dan instansi pemerintah di pemilu. Pemilu ini digelar di saat rakyat Lebanon menghadapi badai hebat rencana keji AS dan Rezim Zionis Israel.

Terkait hal ini Koran Al-Akhbar, cetakan Lebanon menulis, sejumlah negara Arab dan Barat membentuk badan khusus untuk mengkaji dan mempengaruhi pemilu legislatif di Lebanon. Masih menurut sumber ini, AS bekerjasama dengan Arab Saudi dan Mesir membentuk badan khusus guna memicu ketakutan di tengah warga guna mencegah kemenangan Hizbullah dan pendukungnya dari kubu 8 Maret. Sumber ini mengungkapkan, Arab Saudi sendiri hingga kini telah mengucurkan bantuan kepada kubu 14 Maret sebesar 300 juta dolar. Dana sebesar itu dimanfaatkan untuk membiayai kampanye para kandidat pro Barat dan popaganda lainnya. Selain itu, dana tersebut juga digunakan untuk membiayai lebih dari 15 ribu warga Labanon yang tinggal di Eropa, AS dan negara Arab lainnya untuk pulang ke negara mereka dan memberikan suaranya kepada kubu 14 Maret.

Sumber ini menekankan, agenda kerja terbaru AS dan Arab Saudi serta Mesir ditujukan untuk menciptakan ketakutan di tengah warga, dengan harapan rakyat tidak memberikan suaranya kepada Hizbullah. Televisi Al-Manar menyatakan, ancaman AS terhadap warga hingga kini masih terus berlangsung. Malah kini para petinggi Washington bertambah bulat tekad mereka untuk melanjutkan rencana busuknya tersebut.

Jeffrey Feltman, salah satu deputi menlu AS mengambil sikap keras dengan mengancam bahwa hasil pemilu legislatif di Lebanon akan mempengaruhi sikap AS dan masyarakat internasional terhadap negara ini. Ia juga mengkritik pernyataan Michel Aoun yang menyerukan umat Kristen Lebanon untuk tidak bergantung pada AS. Nampaknya AS masih berniat melanjutkan intervensinya terhadap urusan internal Lebanon.

Ketua komisi luar negeri di Kongres AS, Howard Berman mengatakan, anggota kongres dengan seksama mengawasi jalannya pemilu di Lebanon. Sementara itu, Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri menekankan bahwa muqawama telah menyumbangkan banyak syuhada untuk membebaskan Lebanon dan membangun negara ini.

Jumat, 13 Februari 2009

Pemalsuan Identitas Al-Quds Ala Andalusia Spanyol




Nicola Naser

Harian Al-Watan Qatar (05/12/08)

Sejumlah media internasional ternama Rabu kemarin (3/12/2008) disibukkan oleh “Pertempuran” politik dalam ajang pemilu Israel untuk memilih kepala distrik Al-Quds yang akan memimpin kota Kiblat Pertama Ummat Islam dan tempat isranya Rasulallah SAW, Al-Quds. Terjadi perdebatan seru apakah yang akan memimpin Al-Quds seorang yahudi sekuler ataukah seorang yahudi agamis.

Ada tiga kandidat yang maju menjadi pemimpin Al-Quds saat itu. Salah satunya seorang milyuner dan jenderal aktif di jajaran militer Israel, Neir Barokat. Kedua, tokoh radikal Israel yang masih bermimpi mendirikan “Israel Raya” yang membentang antara sungai Nil hingga Furat, namanya, Meir Burash. Dan ketiga, pengusaha dan seorang imigran asal Rusia yang sedang menghadapi pengadilan Prancis terkait tuduhan penyelundupan senjata, Arkadi Gaidamac.

Para tokoh yahudi bersilang pendapat tentang siapa diantara ketiganya yang memiliki “darah yahudi” sehingga ia pantas memimpin Al-Quds. Semuanya sepakat untuk meyahudikan semua sisa kearaban yang masih nampak di Al-Quds dengan jalan memperluas wilayah permukiman yahudi hingga menjamin berdirinya satu-satunya ibu kota abadi bagi negara Zionis Israel dan berada di bawah otoritasnya secara penuh.

Sementara itu, para pemimpin Palestina di Ramallah yang masih amanah terhadap warisan kearaban Al-Quds, menganggap cukup dengan pengakuan dari sejumlah negara Arab dan Islam sebagai representasi legal bagi kearaban Palestina. Sebagaimana biasa, mereka juga menyerukan kepada warga Al-Quds untuk memboikot pemilu Israel tersebut. Karena keikutsertaan mereka bisa dijadikan alasan bagi Israel untuk menggabungkan Al-Quds timur ke dalam wilayah jajahan Israel.

Untuk menyibukan para pemimpin tersebut dalam “Pertempuran Yang Merugikan” terutama kaitanya dengan legalitas Palestina, sejumlah media internasional ternama menyebut pertempuran ini dengan pertarungan identitas bagi koalisi Palestina dalam proses perdamaian ke depan. Apakah Palestina akan dipimpin oleh kalangan “Sekuler demokrastis” (kondisi ini masih mungkin diterima) ataukah kalangan “Islam Ta’at” namun jelas akan ditolak dan harus diblokade. Semua ini terjadi di tengah proses yahudisasi ibu kota Al-Quds baik dari segi spirit, politik, ekonomi ataupun sejarahnya bagi bangsa Arab Palestina dan kaum musliminnya. Baik bagi yang taat agamanya ataupun yang sekuler.

Di sisi lain, terjadi kegamangan bagi sebagian pegawai Arab terkait persiapan realisasi dari keputusan sidang dewan menteri kebudayaan arab pada 8 dan 9 Nopember 2006 lalu di Amman yang mau menjadikan Al-Quds sebagai ibu kota budaya Arab pada tahun 2009, menyusul terpecahnya Palestina dan sejumlah negara Arab dalam hal ini.

Kegalauan juga melanda tentara Urmur dari kalangan Pemerintah otoritas Palestina di Al-Quds dan para penasehat perdana menteri urusan Al-Quds, juga persatuan Al-Quds di lingkungan kepresidenan dan komisi rakyat untuk perlindungan Al-Quds.

Senada dengan atas puluhan komite kerajaan maupun republik baik di tingkat pemerintahan ataupun rakyat, di negara Arab ataupun Islam di sejumlah kota besar Arab dan belahan dunia lainya memandang penuh kecemasan atas situasi yang terjadi di Baitul Maqdis. Seperti tampak dalam sejumlah pernyataan mereka, baik yang lantang ataupun yang malu-malu, yang tersebar di sejumlah media informasi dan di pasang di berita utama atau head line.

Namun semua itu mentok hanya sebatas pernyataan ataupun berita yang tak lebih dari sekedar seruan atau himbauan. Satupun tidak ada yang benar-benar memperhatikan untuk menyelamatkan Al-Quds dari bahaya yahudisasi yang mengancamnya. Karena membela al-Quds saat ini telah beralih dan menjadi tanggung jawab para juru runding seperti Ahmad Qurey yang disinyalir sejumlah media telah absent dari aktivitas politiknya, menyusul kelemahanya dalam perundingan dengan menlu Israel Tzipi Livni.

Padahal Menlu Israel ini telah gagal melunakan pemerintahnya dan lebih memilih terjun dalam bursa pemilihan perdana menteri mendatang. Ia lebih memilih membiarkan masalah Al-Quds tetap di meja perundingan ketika tidak sanggup menahan tekanan kuat terutama dari kalangan politisi Israel. Lebih dari itu, berunding dalam masalah Al-Quds bisa mendorong pada kemukinan pembagian kota tersebut bersama penduduknya yang berbeda ras dan keyakinan. Dan hal ini tentu tidak diinginkan Israel.

Keikut sertaan para jenderal pada pemilu pekan kemarin adalah pertemuan terbesar yang diadakan terkait perluasan permukiman Israel. Hadir di situ, Jenderal Neir Barokat yang terpilih menjadi Kepala Distrik Israel di Al-Quds, juga hadir jenderal dan bekas pilot pesawat tempur Ron Holiday di Tel Aviv. Barokat mengisyaratkan, negara Israel yang tengah membangun di tengah perdamaian adalah bagian dari “Pertempuran yang membayakan” yang terus berlangsung dalam konflik entitas kedua bangsa di satu negara Baitul Maqdis.

Setrategi ini bertentangan dengan kesibukan Palestina dan Arab untuk mempersiapkan pembukaan Launching Perayaan Al-Quds sebagai Ibu kota Budaya Arab pada akhir Januari tahun 2009 mendatang. Acara ini akan diikuti oleh para seniman dari berbagai negeri Arab dan Palestina. Menjelang acara tersebut diperkirakan akan banyak permintaan visa masuk dan permintaan izin dari pemerintah Israel termasuk pada Jenderal Barokat. Seperti diketahui, Jenderal Barokat menolak memberikan berbagai kemudahan bagi warga Palestina di Al-Quds. Alasan inilah yang menyababkan ia mengundurkan diri dari partai Kadema

Dalam sejumlah pernyataannya paska kemenanganya pada pemilihan kepala distrik Al-Quds. Ia mengajukan program kerja untuk menjamin keberadaaan Al-Quds sebagai ibukota abadi dan satu-satunya bagi Israel, melalui dua program utama. Yaitu, pertama, memasivkan permukiman dan penjajahan di wilayah timur Al-Quds. Terutama membangun koloni permukiman yahudi terbesar di Anata yang saat ini dikenal dengan nama E-1. Di tempat inilah, Israel telah membangun kantor komando kepolisianya untuk wilayah Tepi Barat, dalam rangka menutupi satu-satunya celah yang masih tersisa bagi Palestina, ditengah hamparan permukiman yang dibangun Isreal di sekitar Al-Quds timur. Komplek permukiman ini akan menghubungkannya dengan permuikiman Isreal yang berada di bagian luar Al-Quds (Al-Quds Raya), bersatu dengan wilayah permukiman terbesar Israel, Maale Adumem di Tepi Barat, sebelah timur Al-Quds. Wilayah ini nantinya akan menjadi kota terbesar yang terletak antara Al-Quds dan Sungai Yordan dengan pengggabungan dua wilayah jajahan, Kaidar 1 dan Kaidar 2 ke dalamnya.

Adapun program kedua yang diusung jenderal Barokat ini adalah, menjadikan Al-Quds sebagai kota internasional yang akan menarik puluhan juta wisatawan dalam sepuluh tahun ke depan. Al-Quds akan menjadi kota budaya dunia, seperti New York yang menjadi ibu kota dana dan perdagangan serta kota konspirasi politik dunia. Tempat berkumpulnya para ekonom, pejabat tinggi, ditengah krisis ekonomi Amerika yang sedang mengglobal.

Ditengah persiapan pembukaan Sinagog terbesar di dunia di Al-Quds, dalam dua bulan ke dapan ini, pakar strategi Israel di Hebron, Kholil Tafkaji mengatakan, Kubbah sinagog yang akan dibangun Israel besarnya sama dengan Kubbah Sakhra yang kini berada di tengah areal masjid Al-Aqsha. Rencana ini jelas membahayakan eksistensi Al-Aqsha.

Terkait strategi yahudisasi kota Al-Quds menjelang tahun 2020, nasib Al-Quds akan seperti kota Andalusia di Spanyol. Jika kondisi Palestina dan dunia seperti saat ini yang hanya mencari perdamaian, bukan perombakan total. Maka baitul Baitul Maqdis hanya tinggal kenangan. Dia hanya sebagai waritsan budaya sebagaimana terjadi di Andalusia. Ummat Islam hanya bisa menangisinya melalui lantunan nasyid Majdi Gabir. Ribuan nyawa sia-sia ditelan konspirasi dan pertentangan konflik Palestina saat ini.

Di tengah pertempuran yang dimenangkan Israel dalam sisi yahudisasinya. Sementara Palestina tenggelam dalam harapan yang mengawang-awang melalui perundingan demi perundingan dengan Israel. Belum diketahui siapa diantara keduanya yang akan memenangkan identitas Baitul Maqdis.

Masjid Al-Aqsha





Oleh : Mahir Abu Thair

Harian Dustur Yordania (18/5/08)

Kota Al-Quds telah hilang di tangan Arab sendiri sebelum yang lain melakukanya. Jika salah seorang diantara kita membawa gambar Masjid Qubbah Sakhra yang berwarna keemasan kemudian berkeliling kepada ribuan murid-murid sekolah di Arab. Pasti sebagian besar dari mereka tidak tahu nama gambar tersebut. Ditakdirkan ada yang tahu mereka pasti mengatakan bahwa gambar tersebut adalah masjid Al-Aqsha.

Di sejumlah surat kabar, koran, mata uang kertas ataupun logam juga di beberapa bingkisan hadiah dan majalah ataupun buku-buku yang berkaitan dengan al-Quds selalu terpampang gambar Masjid Qubbah Sakhra. Masjid Al-Aqsha telah hilang ditelan bumi bersama qubbahnya.

Jika bangsa Yahudi ingin menghancurkan kedua masjid tersebut secara bersamaan, mereka hanya akan berbicara tentang penghancuran Masjid Al-Aqsha saja dan membiarkan masjid Qubbah Sakhra bagi bangsa Arab dan kaum muslimin. Sementara lorong-lorong di bawah al-Aqsha siap meruntuhkannya. Apalagi kalau Israel membuat guncangan atau gempa bumi buatan sebagai bagian dari rencana Israel menghancurkan Al-Aqsha.

Dan ketika tidak tersisa lagi bagi kita kecuali Qubbah Sakhra yang berwarna keemasan, maka dengan sendirinya kita akan menerima penggantian dari Israel.

Al-Quds yang ada dalam ingatan kebanyakan orang disimbolisasikan dengan Qubbah Sakhra. Sementara Qubbah Sakhra masih ada, belum hencur. Yang hancur dan hilang adalah Masjid al-Aqsha. Sementara al-Aqsha tidak dikenal oleh kebanyakan generasi saat ini.

Hingga para syaikh kita, semoga Allah mensucikan mereka dan tentu dengan niat yang baik dari mereka berkata, semua areal al-Haram adalah al-Aqsha. Dengan perkataan itu para ulama itu ingin menegaskan bahwa semua tempat di sana adalah al-Haram. Namun mereka lupa perkataan tersebut juga menguntungkan Israel. Secara tidak langsung Israel juga suka dengan perkataan itu. Israel akan berkata baik !! kami akan hancurkan Masjid al-Aqsha bersama qubbahnya yang berwarna biru langit untuk kemudian kami bangun di atasnya haikal yahudi. Sementara bangsa Arab kami berikan setengah al-haram lainya di mana terdapat Qubbah Sakhra yang dianggap Al-Aqsha juga atau mewakili al-Aqsha oleh kaum muslimin. Inilah yang disebut tukar guling. Maka tercapailah solusi konflik antara kaum muslimin-yahudi dengan win-win solution.

Masjid al-Aqsha terancam hilang. Oleh karena itu seluruh aksi, partai politik, koran, majalah, media cetak, media elektronik, para pencetak gambar atau siapa saja hindarilah gambar al-Aqsha sebagai pengganti al-Quds. Semua pihak diharapkan berhenti menggunakan gambar Qubbah Sakhra sebagai lambang al-Quds. Kami berharap semua nya menggunakan gambar Masjid Al-Aqsha atau areal al-Haram al-Quds ketika berbicara tentang al-Quds. Penghilangan gambar al-Aqsha oleh bangsa Arab dan dunia sebagai bentuk prahara terhadap hak-hak legal Palestina. Terutama karena wilayah tersebut bukan hanya milik Palestina secara makna. Karena al-Quds merupakan kiblat pertama bagi ummat Islam dan al-Haram ketiga setelah Makkah dan Madinah. Al-Aqsha kedudukanya seperti Ka’bah al-Musyarafah dari sisi kesucianya.

Bagaimana mungkin ummat Islam dapat membebaskan kota al-Quds, sementara sebagian besar mereka tidak mengetahui letak-letaknya bahkan gambarnya tidak kenal ?. Bagaimana mungkin ummat Islam dapat membebaskan al-Aqsha sementara mereka tidak tahu bagaimana bentuknya ?. Apalagi tidak mengetahui sejauh mana bahaya yang mengancamnya . Bagaiamana mungkin ummat ini mau menyelematkan al-Quds dari penjajahan, sementara tiap hari al-Quds dirampas Isral, tanahnya dibangun permukiman dan penduduknya diusir dari sana, dan kita hanya diam saja ?.

Sebagian kaum muslimin membawa paspor Israel secara terpaksa atau suka rela. Sebagian mereka tenggelam dalam utang-piutang karena tak dapat membayar pajak Israel. Atau sebagian mereka membangun rumahnya setelah mendapatkan persetujuan dari Israel. Mereka hanya boleh menempati tanpa memiliki.

Bagaimana bisa sebagian uang bangsa Arab justru dipakai Israel untuk membiayai perang al-Quds. Kita juga menemukan bangsa Arab membelanjakan milyaran dollar uangnya untuk urusan yang tidak ada gunanya, hanya untuk membiayai para pemain bola, teman dekat, anak-anak, pesawat terbang, kapal pesiar ? tetapi tidak sepeser pun digunakan untuk menyelamatkan kota Al-Haram Al-Quds terjajah, atau sekedar memperlama masa tinggal bangsa Arab di sana.

Jika dunia berkonspirasi terhadap kita, maka setengah konspirasi itu oleh sebab kita sendiri. Di antara kewajiban kita hari ini adalah mengingatkan siapa saja yang melupakan kota agama Al-Quds. sebagaimana Makkah dan Madinah di Saudi. Sebab meremehkan masalah al-Quds sama saja dengan melepaskan kerudung dari kepala ibu kita. Kita serahkan masalah al-Quds kepada bangsa asing untuk melakukan apa yang mereka mau. Kesucian dan kehormatan tidak bisa dibagi dengan yang lain. Kita suka melihat orang menangis di depan Ka’bah. Tapi diam seribu bahasa ketika melihat al-Quds. Air mata sudah kering. Tidak ada yang mengetahui kecuali Allah dan pemilik hati tersebut. siapa diantara mereka yang jujur dan siapa yang melakukanya dengan ria.

Masjid Al-Aqhs tidak perlu pada air mata, juga tidak pelu pada suara keras dalam setiap demo dan aksi. Kewajiban kita hanya mengingatkan generasi ini. Minimal mereka dapat membedakan dua masjid tersebut. Sebelum kami minta mereka untuk berjihad. Mereka belum tahu kisah perjuangan al-Quds dari A hingga Z. Aku punya mimbar di sana. Aku tentu berhak tinggal dan berdiri di sana. Sebagaiman kalian punya hak untuk shalat di dalam Masjid Al-Quds.

Panggilan Terakhir Sebelum Al-Aqsha Runtuh




Oleh Mahmud Mubarak

Harina al-Hayat London (21/4/2008)

Di perempat tahun 2001, Dunia diguncangkan dengan suatu undang-undang negara yang membuat marah, ketika pemerintah Afganistan yang dipimpin Taliban mengumumkan niatnya untuk menghancurkan patung-patung budha yang ada di negaranya. Kebijakan tersebut dinilai bertentangan dengan undang-undang internasional. Terkait masalah ini, negara-negara Barat dan sebagian Negara Timur Tengah memminta pemerintah Taliban untuk mengurungkan niatnya. Mereka juga mengutus sebagian Negara muslim datang ke Afganistan. Mereka terdiri dari beberapa ulama senior dan pejabat diplomatik untuk mengajak pemerintah Afganistan agar membatalkan niatnya. Keputusan Taliban tersebut akan memicu ketegangan di kawasan. Pada saat yang sama, Dewan Keamaan PBB mengeluarkan surat edaran yang bebunyi keputusan pemerintah Taliban ini bertentangan dengan undang-undang internasional termasuk di dalamnya piagam Denhag tahun 1954 tentang kewajiban melindungi benda-benda yang bernilai sejarah dan kebudayaan.

Hari ini, di saat dunia disibukan dengan permasalahan Irak dan Palestina disibukan dengan serangan demi serangan yang dilancarkan Israel ke jantung Gaza. Juga ditengah konflik internal, Israel memanfaatkan situasi ini untuk terus menggali terowongan di sekitar Masjid Al-Aqsha dengan maksud meruntuhkanya. Langkah ini jelas bertentangan dengan undang-undang internasional. Namun tindakan Israel ini tidak mendapatkan reaksi apapun dari Negara-negara Barat. Boro-boro melahirkan resolusi dari Dewan Keamanan sebegaimana terjadi pada pemerintah Taliban.

Maka kekhawatiran yang diungkapkan ketua Gerakan Islam di wilayah Palestina jajahan 1948 beberapa hari yang lalu tentang adanya penggalian Israel yang sudah sampai di jantung areal al-Haram Masjid Al-Aqsha tepatnya di bawah tanah antara Qubbah Sakhra dan Masjid Kiblat. Kegiatan ini kontan telah menabuh genderang perang yang sangat berbahaya bagi kelangsungan Al-Aqsha dimasa yang akan datang. Kemungkinan runtuhnya al-Aqsha lebih cepat dari yang diperkirakan. Sebabnya semakin dekatnya penggalian mereka dan juga alat-alat kimia yang mereka gunakan untuk mempercepat lapuknya tiang-tiang al-Aqsha.

Maka situasi Al-Aqsha bisa masuk ke dalam undang-undang internasional dari beberapa sudut mana saja. Kedudukan Masjid Al-Aqsha sesuai dengan peraturan yang disepakati pada perjanjian Denhag tahun 1899 dan 1907. juga sesuai dengan Kesepakatan Jeneva tahun 1949 dan materi protokloler yang menyebutkan, al-Aqsha bagian dari Al-Quds Timur yang dijajah Israel tahun 1967. Selain itu Al-Aqsha masuk dalam perjanjian Denhag untuk perlindungan benda-benda yang bernilai budaya tahun 1945.

Yang terjadi saat ini, jika Negara-negara Arab dan Islam belum melakukan tanggung jawabnya untuk melindungi tempat sucinya, kemungkinan tuntutan untuk menjaganya juga sangat terlambat. Organisasi Islam OKI (Organization Conference Islamic) dulu pernah melakukan tanggung jawabnya ketika Yahudi berusaha membakar Al-Aqsha tahun 1969. OKI yang terdiri dari 50 negara yang bergabung di dalamnya harus dapat membentuk pasukan khusus seperti PBB. Atau dapat mengerahkan tentara anggotany untuk melindungi tempat suci ummat Islam sebelum terlambat.

Dengan kedudukanya yang mengakar OKI mungkin mampu meyakinkan dunia bahwa Masjid al-Aqsha bisa menjadi barang waqaf, walau tidak sama kedudukanya dengan patung budha

Setelah Terjadi Keruntuhan di Al-Aqsha, Apa Lagi Yang Ditunggu ?




Oleh Ziyad Miqdad

Setelah Israel menguasai sebagian besar wilayah Palestina, maka kota al-Quds, baik sebelah barat maupun timur berada dibawah otoritas Israel. Masjid Al-Aqsha menjadi tawanan, air mata darah dan kesedihan tumpah, kepedihan dan penderitaan menyelimuti al-Aqsha. Semua itu akibat penodaan dan penganiayaan Israel terhadap masjid kiblat pertama ummat Islam ini.

Kepedihan al-Aqsha bertambah-tambah, menyaksikan para pemimpin Arab dan kaum muslimin terpatung membisu, tidak bergerak atau tergerak hatinya untuk menyelematkan al-Aqsha. Mereka diam seribu bahasa, berlepas diri dari identitas kearaban mereka, dari masjid al-Aqsha, kiblat pertama mereka al-haram ketiga dan mesjid kedua yang dibangun manusia.

Akibat sikap diam bangsa Arab, sangat berpengaruh terhadap keberanian Israel untuk meningkatkan kejahatannya, merealisasikan cita-cita dan rencana mereka membangun Haikal ketiga yang sudah diimpi-impikan sejak ratusan tahun yang lalu.

Inilah yang terjadi, Yahudi diberikan keleluasaan untuk merealisasikan tujuan-tujuannya, memanfaatkan kelemahan dan ketakutan bangsa Arab.

Mulailah mereka membangun makar secara sistematis dan terorganisir, tahap demi tahap secara sembunyi maupun terang-terangan. Sebagian rencana mereka publikasikan di antara para pembesar kaumnya dibawah pendengaran dan penglihatan dunia, kaum muslimin dan bangsa Arab seluruhnya.

Untuk langkah pertama, Israel berupaya menguasai sebagian kecil Masjid Al-Aqsha untuk melaksanakn ritual ibadahnya dan sebagai basis pemantauan mereka terhadap langkah selanjutnya. Dialah Tembok al-Buraq, bagian tak terpisahkan dari Masjid Al-Aqsha. Tembok ini kemudian mereka namakan “Tembok Ratapan”.

Setelah dua tahun dari penjajahan mereka terhadap Al-Quds, Zionis Israel lalu berupaya membakar masjid tersebut dan menghanguskan sebagian ruangannya. Mimbar Shalahuddin rahimahullah yang berhasil direbut dari tangan kaum salib oleh Shalahuddin al-Ayubi dan mengembalikanya kepada pangkuan kaum muslimin, setelah 90 tahun berada di bawah penodaan kaum Kristiani, kini telah terbakar, akibat kedengkian dan kejahatan kelompok Zionis.

Setelah itu, muncul pelarangan dan pembatasan bagi kaum muslimin yang mau melakukan shalat di dalam Masjid Al-Aqsha, terutama di hari-hari orang berkumpul di dalamnya, seperti hari Jum’at dan di bulan Ramadhan. Kaum muslimin sangat rindu untuk shalat di dalam Masjid Al-Aqsha. Tempat dimana pahala-pahala dilipatgandakan menjadi 500 kali lipat di selain al-Aqsha.

Bahkan pelarangan ini sampai pada tingkat penganiayaan terhadap jama’ah shalat, melalui penembakan terhadap mereka. Akibatnya pembantaian pun terjadi, darah suci mengalir tumpah di tanah suci Al-Quds.

Semua ini terjadi di depan mata dunia, tanpa rasa khawatir, sedih ataupun malu. Tidak ada yang bergerak atau bertindak secara nyata dari kalangan pemimpin Arab, selain ungkapan penyesalan, penolakan ataupun kecaman menyaksikan pelanggaran ini.

Namun, yang paling berbahaya dari semua tindakan mereka ini adalah, pelanggaran yang mereka tidak publikasikan. Yaitu kegiatan yang mereka lakukan pada malam hari, berupa penggalian terowongan yang besar dan dalam di bawah Al-Aqsha. Dengan menggunakan alat-alat modern dan canggih, siang dan malam mereka menggali dan membuat bangunan di bawah Masjid Al-Aqsha. Tidak sampai di situ mereka juga membangun gedung kota transit di bawah al-Aqsha sebagai mukkadimah pendirian Haikal di atas reruntuhan al-Aqsha, jika sudah ambruk.

Mereka lakukan secara sembunyi-sembunyi, tanpa dipublikasikan, walau sejumlah bukti dan fakta mengarah kepada apa yang mereka rancanakan. Keadaan ini terus berlanjut, hingga terbukalah cadar penutup dan terjadilah keruntuhan di pelataran al-Aqsha, separti dapat kita saksikan pada beberapa hari yang lalu lewat channel televise, dimana terjadi keretakan dan keruntuhan di beberapa bangunan.

Namun demikian, tidak membuat Israel mengaku. Ia bahkan mengklaim bahwa keruntuhan itu akibat gempa bumi lokal.

Sekarang, setelah terjadinya beberapa peristiwa di al-Aqsha akibat upaya penghancuran Zionis Israel dan setelah tampak bukti berupa keruntuhan pelataran al-Aqsha, pertanyaanya adalah, sampai kapan wahai ummat Islam yang berjumlah semilyar setengah, akan menunggu ? atau kita akan bersumpah tidak akan sadar ataupun bangun sebelum melihat al-Aqsha tinggal puing-puing batu ???.

Beberapa Hukum Fiqih Terkait Al-Aqsha




Oleh DR. Basam al-Af

Kedudukan Al-Aqsha di dalam Islam
1. Tempat isra dan mi’rajnya Nabi Muhammad SAW.
Rasulallah melakukan Isra (perjalanan malam) dari Masjid Al-Haram Makkah menuju masjid al-Aqsha di Palestina. seperti termuat dalam Al-Qur’an Surat al-Isra ayat

2. Kiblat pertama Ummat Islam
Allah telah menjadikan Masjid Al-Aqsha sebagai kiblat pertama ummat Islam kemudian berpindah ke Ka’bah Musyarofah Baitullah al-Haram.

3. Dianjurkan berpegian untuk tujuan ibadah ke Masjid Al-Aqsha dan keutamaan shalat di dalamnya.

4. Masjid kedua yang dibangun manusia setelah Masjid Al-Haram.

Abu Dzar pernah bertanya kepada Rasulallah, tentang masjid apa yang paling pertama dibangun. Rasulullah menjawab, Masjid Al-Haram. Abu Dzar bertanya lagi kemudian apa ? Nabi menjawab lalu Masjid Al-Aqsha. Berapa tahun antara keduanya? Nabi menjawab 40 tahun. (HR. Bukhari dan Muslim)

Beberapa hukum fiqh yang terkait dengan al-Aqsha

  1. Dianjurkan berziarah ke Masjid Al-Aqsha atau meniatkan beribadah di dalamnya. Sebagaimana hadits Maimunah binti Sa’ad. Ia berkata, ya Nabi Allah berikanlah fatwa tentang Baitul Maqdis. Nabi SAW bersabda, tempat dikumpulkan manusia. Datangilah dan shalatlah di dalamnya (HR. Ibnu Majah dan Abu Dawud)

Beberapa pendapat ulama dalam masalah ini :

- Makruh hukumnya mengkhususkan datang ke Baitul Maqdis di waktu tertentu. Juga dimakruhkan berdiam di lapangannya seperti di Arafah karena takut menyerupai ibdah haji di Arafah atau menyerupai hari I’ed

- Makruh hukumnya menyentuh atau mencium salah satu bangunan di sana

Dianjurkan shalat di dalamnya. Karena shalat di dalam Masjid Al-Aqsha lebih afdal dari pada shalat di selainya, kecuali masjid Al-Haram sama dengan 100.000 kali shalat (di selainya) dan Masjid Nabawi sama dengan 1000 kali (di selainya) Sementara shalat di Baitul Maqdis 500 kali shalat di selainya. Keutamaan shalat ini berlaku di seluruh pelataran yang terpagar. Oleh karena itu, para ulama menganjurkan mempunyai rumah atau bangunan yang berdekatan dengan masjid Al-Aqsha bagi yang mampu.

  1. Dianjurkan memberi minyak untuk penerangan Masjid Al-Aqsha. Berdasarkan hadits Maimunah binti Sa’ad. Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis. Nabi Berkata, “tempat dikumpulkanya dan disebarkanya (manusia). Maka datangilah ia dan shalat di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1000 rakaat di selainya. Maimunah berkata lagi, bagaimana jika aku tidak bisa. “Maka berikanlah minyak untuk peneranganya. Barang siapa yang memberikannya maka seolah ia telah mendatanginya.” (HR. Ibnu Majah) yang dimaksud dengan memberikan bantuan materi dalam rangka memakmurkanya atau pemeliharaanya.

  2. Para ulama berpendapat, kebaikan dan kejelekan di Masjid Al-Aqsha dihitung berlipat-lipat. Sebagaimana di Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi. Sebagaiman yang diriwyatkan dari Nafi dari Ibnu Umar. Apakah kita tidak keluar dari masjid ini (Al-Aqsha) karena kemaksiatan di dalamnya akan berlipat sebagaimana kebaikanya.

  3. Para ulama Syafi’iyah berpendapat, shalat ied di al-Aqsha lebih afdal daripada shalat di musholla. Karena tidak ada satupun riwayat dari ulama salaf maupun khalaf yang menjelaskan mereka shalat di luar Masjid al-Haram.

  4. Dianjurkan menghatamkan al-Qur’an di dalamnya. Seperti hadits Abu Al-Iz berkata, mereka para ulama menyukai untuk mendatangi tiga masjid (Al-Haram, Nabawi dan all-Aqsha) untuk menamatkan al-Qur’an di dalamnya )HR. Said Bin Mansur). Sementara Sufyan al-Tsauri menamatkan al-Qur’an di Masjid al-Aqsha dan bersungguh-sungguh di dalamnya.

  5. Dianjurkan keluar untuk ibadah haji ataupun ihram dari Masjid Al-Aqsha. Berdasarkan hadits Ummu Salamah, bahwa Nabi berkata, “Barang siapa yang berihram untuk haji atau umrah dari Masjid Al-Aqsha ke Masjid Al-Haram, maka akan diampuni segela perdosaannya yang telah lalu ataupun yang akan datang atau dihadiahkan padanya surga (HR. Abu Dawud)

  6. Wajibnya melaksanakan nazar shalat atau I’tikaf di dalam Masjid Al-Aqsha

  7. Sebagian ulama memakruhkan mencium Baitul Maqdis atau membelakanginya ketika kencing atau buang air besar. Sebagian lagi membedakan antara kencing dan buang air besar. Dan yang lainya memakruhkan bila dilapangan. NamunJumhur ulama membolehkanya.

Inilah sebagian masalah fiqhiyah yang berkaitan dengan Masjid al-Aqsha. Semoga Allah memberikan kemudahan bagi Ummat Islam untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha ini, agar kita bisa melaksanakan berbagai syi’ar tadi, amin.

Qubbah Sakhra Tempat Wisata Paling Lama




Harian Uni Emirat Arab (03/10/2007)

Palestina mempunyai banyak tempat tujuan wisata. Karena kedudukannya sebagai pusat tiga agama dunia. Maka tak heran bila Palestina menjadi tujuan utama wisata agama. Di samping itu, letaknya yang tidak terlalu jauh dari negara-negara Barat, Eropa, Asia atapun Afrika.

Wisata agama di Palestina ini sangat lengkap, karena menampung tiga agama besar di dunia. Seperti tempat mi’rajnya Rasulallah SAW ke langit ke tujuh, setelah beliau melakukan perjalanan diwaktu malam (isra) dari Makkah menuju al-Quds.

Al-Quds merupakan kiblat pertama Ummat Islam. Di dalamnya terdapat Masjid al-Aqsha, Qubbah Sakhra, dan Masjid Umar Ibnu Khottob.

Sebetulnya banyak tempat-tempat bersejarah yang menjadi tujuan wisata Islami di Palestina. Seperti makam para ulama, makam para Nabi dan para shahabatnya. Di sana terdapat makam Nabi Musa AS di Jericho, Masjid Bilal bin Rabbah di Bet Lehem, Masjid Hasyim di Gaza, Masjid Nasher Shalhuddin di Nablus termasuk di dalamnya makam para mujahid kaum muslimin yang syahid saat perang Salib. Selain itu ada juga makam para wali, seperti makam Syaikh Yusuf, Syaikh Imaduddin, Basyar Hafi dan sejumlah pahlawan Palestina lainya.

Yang paling mengagumkan dari semua tempat wisata itu adalah Qubbah Sakhra, yang memperlihatkan keajaiban teknik bangunan saat itu. Setiap muslim harus punya keinginan untuk mengunjunginya dan berbangga atas hasil kebudayaan bangsa muslim. Semua orang tahu Qubbah Sakhra hanya ada di Palestina. Namun masih sangat sedikit orang yang bisa menyaksikanya.

Kebudayaan Bangunan Islam

Qubbah Sakhra dibangun pada era kekholifahan Bani Umayah, Abdul Malik bin Marwan, kira-kira antara tahun 65-86 H atau 684 – 705 M. menurut catatan yang terdapat di kaligrafi emas yang ditulis dengan khat Kufi di dalam bangunan Qubbah di arah tenggaranya.

Tak diragukan, latar belakang pembangunan Qubbah ini kembali pada semangat keagamaam kaum muslimin dan keterikatan mereka terhadap peristiwa Isra-Mi’raj Rasulallah SAW. Hal ini juga menunjukan pembangunan qubbah ini terjadi saat situasi yang aman dan tentram. Pembangunan Qubbah ini mendorong kaum muslimin dari berbagai pelosok untuk membangun dan mangunjunginya. Apalagi dengan statusnya sebagai kiblat pertama dan al-Haram ketiga setelah Makkah dan Madinah.

Qubbah Sakhra dibangun secara bersama-sama oleh tiga bangsa dunia, Arab, Romawi dan Turki dengan arahan dua insinyur terkenal, Raja bin Hayah al-Kindi (salah seorang ilmuwan Chechnya) dan Yazid bin Salam (ilmuwan Al-Quds). Design bangunan ini terkenal dengan banyaknya tiang yang membentuk segi delapan. Sementara Qubbah yang berada di atasnya melambangkan arsitektur sempurna dan salah satu cirri kebudayaan Islam.

Hiasan dan ukiran yang ada di Qubbah Sakhra menarik perhatian para peneliti atau siapa saja yang menyaksikan keindahan bangunan ini. Yang menggabungkan unsur-unsur arsitektur dan keindahan. Qubbah Sakhra bahkan menjadi salah satu lambang arsitektur islami.

Design Apik dan Sempurna

Qubbah Sakhra dibangun dengan design apik dan serasi. Perancang bangunan ini membuat tiga koridor utama yang menggambarkan arsitektur sempurna dan kebudayaan islam yang mengagumkan. Bangunan ini terdiri dari tiga unsur utama yaitu, Qubbah yang menutupi tanah bangunan berpasir. Dua ruangan, dalam dan luar yang dikelilingi bangunan Qubbah serta bantuk bangunan dalam yang terdiri dari delapan segi.

Adapun Qubbah yang berada di dalamnya berdiri di atas empat tiang. Masing masing setinggi tiga meter. Sementara 12 tiang lainya mengelilingi bangunan tersebut dihiasi batu permata. Tiang-tiang itu tersusun rapi. Diantara dua tiang ada tiga penyangga batu hiasan.

Qubbah Sakhra terdiri dari dua tingkat yang terbuat dari kayu dan bagian luarnya juga bertopang pada pondasi kayu yang mengangkat Qubbah Sakhra di bagian luarnya. Di bagian dalam, Qubbah Sakhra dihiasi relief emas. Adapun di bagian luarnya dipercantik dengan tulisan berbahan tembaga yang berwarna keemasan. Di sekeliling bangunan ini terdapat 10 jendela sebagai tempat masuknya sinar matahari dan ventilasi udara.

Tempat Kunjungan

Selama rentang zaman, kaum muslimin telah memelihara dan melindungi Qubbah Sakhra sebagai tempat kunjungan Islami. Mereka memeliharanya terutama akibat perubahan cuaca dan iklim. Setiap khalifah dan pemimpin kaum muslimin tek pernah melewatkan untuk merenovasi bangunan ini.

Dari sini diketahui, bahwa setiap muslim pasti mengetahui penghargaan sebenarnya untuk Qubbah Sakhra sebagai salah satu peninggalan Islam. Semua orang seharusnya berusaha untuk mengunjunginya serta melihat keindahan bangunan tersebut, sebagai pemuas citra rasa keislaman seseorang.

Kecantikan Budaya Islami

Qubbah Sakhra merupakan bangunan yang sangat berharga dihiasi qubbah emas yang terletak di tengah-tengah areal Masjid Al-Aqsha agak ke sebelah kiri sedikit. Bangunan ini adalah yang paling dahulu dan tempat kunjungan yang paling besar di al-Quds. Di sebut Qubbah Sakhra karena karena tempatnya di sakhra (lapangan pasir). Qubbah Sakhra merupakan salah satu lambang arsitektur Arab Islam pada satu sisi dan keindahan citra rasa seni islami pada sisi lainya

Tangisan Untuk Puing Al-Aqsha




Oleh Syaikh Najih Bakerot

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan symbol-simbol Islam tetap tegak dan menjadikan sekolah-sekolahnya tetap makmur. Ia akan tetap ada hingga akhir zaman bersmaan dengan orang yang berinfaq di jalanya atau memperhatikan perkembanganya. Tempat-tempat ini akan menjadi nafas bagi orang-orang shaleh diantara para umara dan penguasa. Hingga hilanglah perkampungan muslim akibat fitnah dan kelemahan atau penyakit “wahn” yang menghinggapi sebagian pemimpin muslimin yang mengakibatkan hancur luluh dan porak porandanya semua sendi-sendi islam seperti sekarang ini.

Walapun begitu, bangunan Jawaliyah merupakan salah satu symbol Aqidah Islam masih jelas terlihat bagi para pemimpin yang memahami pentingnya symbol ini.

Tempat :

Jawaliah terletak di sebelah utara Masjid Al-Aqsa yang dibatasi di bagian utara dan baratnya dengan sekolah Umar ibnu Khotob di areal lapangan dekat dengan tembok Al-Aqsha.

Pendiri

Bangunan ini didirikan oleh gubernur Ilmu Din Sanjar Jawali. Dulunya bekas rumah keluarga Bakar. Sanjar bekerja sama dengan Nasher Muhammad wali kotaGaza yang kemudian ia ditangkap dan dipenjarakan. Setela ia keluar Nasher kemudian pindah ke Kairo dam menjadi pangawas di Sekolah dan Rumah sakit Qalawan.

Setelah meninggalnya Nasher, Sanjar kemudian diutus ke Gaza mengantikan nasher menjadi hakim di Gaza dan membangun tempat ini.

Preode Pendirian

Sekolah ini didirikan pada tahun 685 H. pada zaman al-Muluk yaitu preode ketika Sanjar sebagai Hakim wilayah Palestina dan Gaza. Dibangun itu, tidak ada ukiran atau prasasti yang menandai pendirian bangunan ini. Besar kemungkinan prasasti ini sudah dihapuskan pada awal abad ke lima ketika Jawaliah mengawali renovasi pada masa kekhalifahan Utsmaniyah hingga tahun 1870.

Jawaliah masih merupakan gedung besar yang menghadap kiblat. Disampingnya terdapat dua ruangan yang mempunyai lima jendela. Selain itu di samping Jawaliah terdapat bangunan-bangunan baru seperti sekolah Umar Ibnu Khottob yang didirikan pada tahun 1923. Di sebelah utara, pada ruangan yang ketiga, terdapat lapangan yang memanjang yang merupakan tempat masuknya kaum muslimin ke al-Aqsha melalui jalan al-Saro kalau dulu, atau sekarang bernama jalan Al-Alam.

Di sana juga ada ruangan-ruangan di sebalh timur dan utaranya. Dan dibagian baratnya ada lapangan. Pada zaman penjajahan Salibis tempat ini dijadikan gereja bagi para prajurit Haikal.

Ketiga shalahuddin al-Ayubi membebaskan negeri ini dari tangan Salibis. Ia menjadikan ruangan ini sebagai kuburan pemimpin Ayubiyin.

Sekolah terbesar ini kemudian dihancurkan pada pertengahan abad dua puluh dan tidak tersisa kecuali puing-puing dan bekas bangunan yang mengelilinginya dari peninggalan Utsmaniyah.

Sekolah hari ini :

Hingga hari ini sekolah tersebut hanya tinggal dua ruangan. Di bawahnya dibangun terowongan yang digunakan Zionis Israel sebagai benteng kepolisian Israel dan tempat wisatawan manca Negara, untuk melihat secara langsung apa yang terjadi di dalam masjid Al-Aqsha

Penutup :

Kami menyerukan kepada para pengelola waqaf Islam atau kepada siapa yang berkepentingan terhadap symbol kaum muslimin saat ini untuk memperhatikan tempat tersebut. Karena saat ini tempat tersebut dijadikan pintu masuk cepat menuju al-Aqsha bagi Israel. Oleh karena itu, tempat tersebut layak mendapatkan prioritas renovasi, sebelum segala sesuatunya hilang.

Insya Allah di masa yang akan datang tempat ini akan menjadi cahaya dan sekolah yang mulia sebagaimana masa lalunya.

Israel Akan Bangun Sinagog Terbesar di Diunia




Gaza-Infopalestina : Ketua Gerakan Islam di wilayah Palestina jajahan 48, Raed Shalah mengungkapkan tentang adanya dokumen terbaru Israel yang berisi rencana pembangunan kuil terbesar dunia di areal Masjid Al-Aqsha.

Dalam wawancaranya dengan situs Islam Online yang terbit hari Rabu kemarin (9/1), Shalah memaparkan tentang mega proyek Israel untuk membangun tempat ibadah yahudi terbesar di dunia dalam rentang enam tahun terakhir ini. Shalah menyebutkan dokumen ini telah mendapat persetujuan dari seluruh pemimpin yahudi di seluruh dunia, terutama yang bermukim di Amerika

Untuk merealisasikan rencananya ini, Israel berhasil mengumpulkan dana sebesar 44 juta dollar. Tujuan dari proyek ini adalah meneruskan pembangunan sinagog Israel di dalam Masjid Al-Aqsha seluas 144.000 m2.

Shalah menambahkan, sinagog ini akan mempunyai beberapa pintu mengikuti pintu-pintu yang terdapat Masjid Al-Aqsha. Seperti pelataran di depan Masjid Al-Aqsha nantinya akan menjadi halaman buat sinagog tersebut. Bangunan ini persis seperti Kuil Sulaiman yang mereka impi-impikan. Yang paling nyata dari rencana mereka ini adalah penutupan pintu yang menuju Mushollah al-Buraq yang terdapat di dalam pelataran Masjid Al-Aqsha. Kemudian mereka membangun pintu yang lain yang menuju langsung sinagog yahudi tersebut.

Rencana terbaru mereka ini terlihat juga dari penutupan gerbang al-Mugharabah, salah satu pintu menuju Masjid Al-Aqsha dan membangun jembatan di atasnya yang memungkinkan kelompok yahudi masuk areal al-Aqsha dan menguasasinya secara penuh.

Adapun di sebelah selatanya, rencana Israel akan membuka pintu yang ketiga (sekarang masih tertutup) yang menuju Mushollah Marwan yang bisa menampung 6000 jam’ah, agar dapat melaksanakan misanya (pembaptisan) secara langsung di dalam masjid tersebut.

Langkah awal yang mereka lakukan untuk merealisasikan rencananya ini adalah dengan membangun tangga yang menyambungkan dengan Pintu Ketiga sehingga dengan leluasa mereka dapat masuk Mushollah Marwan untuk melaksanakan misanya.

Di sisi lain Raed Shalah mengingatkan, Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Barak yang kini menjadi Menteri Perang Israel adalah orang yang telah membuka tangga ini. hal ini menjadi bukti bahwa mereka tengah mempersiapkan pembangunan sinagog terbesar dan menjadikan Mushollah Marwan sebagai target utamanya.

Sementara itu di bagian barat, berdasarkan dokumen yang ia miliki, akan diakukan penggalian di bawah tembok al-Gharbi (tembok bagian Barat) Al-Aqsha sebagai sarana bagi Israel untuk menyerang langsung Masjid Al-Aqsha atau dalam upaya mereka membendung serangan kaum muslimin dari dalam al-Aqsha.

Di samping itu, di bagian bawah Al-Aqsha yang terdapat di sebelah timurnya dimana terdapat makam ar-Rahmat, kuburan bagi sebagian besar para shahaabat Nabi yang mulia. Mereka membuat stasiun mono rel (kereta gantung) yang menghubungkan Masjid Al-Aqsha dengan gunung al-Zaitun yang dikenal di kalangan yahudi sebagai gunung paling suci di dunia, tempat dimana terdapat sejumlah kuburan yahudi.

Dengan rencana ini, Israel berusaha menguasai setiap sudut Masjid Al-Aqsha dengan semua bagianya. Shalah mengingatkan, Israel sangat bersemangat dalam merealisasikan rencana mereka ini tahap demi tahap. Mereka juga mendirikan lembaga bersama yang tergabung di dalamnya tiga agama besar dunia, Yahudi, Kristen dan Islam, untuk memberikan payung legal Israel dalam menodai masjid kaum muslimin. Lembaga ini akan memberi setiap pengalola kantor agama masing-masing bagian tempat sucinya. Akan tetapi atas otoritas Zionis.

Masjid al-Aqsha dan tempat-tempat suci lainya di al-Quds menjadi target berbahaya, incaran yahudisasi Al-Quds, teruatam di saat dunia Arab dan kaum muslimin diam melihat aksi mereka menggali dan membangun gerbang al-Mugrarab sejak bulan Pebruari lalu. (asy)

jahan 48, Raed Shalah mengungkapkan tentang adanya dokumen terbaru Israel yang berisi rencana pembangunan kuil terbesar dunia di areal Masjid Al-Aqsha.

Dalam wawancaranya dengan situs Islam Online yang terbit hari Rabu kemarin (9/1), Shalah memaparkan tentang mega proyek Israel untuk membangun tempat ibadah yahudi terbesar di dunia dalam rentang enam tahun terakhir ini. Shalah menyebutkan dokumen ini telah mendapat persetujuan dari seluruh pemimpin yahudi di seluruh dunia, terutama yang bermukim di Amerika

Untuk merealisasikan rencananya ini, Israel berhasil mengumpulkan dana sebesar 44 juta dollar. Tujuan dari proyek ini adalah meneruskan pembangunan sinaog Israel di dalam Masjid Al-Aqsha seluas 144.000 m2.

Shalah menambahkan, sinagog ini akan mempunyai beberapa pintu mengikuti pintu-pintu yang terdapat Masjid Al-Aqsha. Seperti pelataran di depan Masjid Al-Aqsha nantinya akan menjadi halaman buat sinagog tersebut. Bangunan ini persis seperti Kuil Sulaiman yang mereka impi-impikan. Yang paling nyata dari rencana mereka ini adalah penutupan pintu yang menuju Mushollah al-Buraq yang terdapat di dalam pelataran Masjid Al-Aqsha. Kemudian mereka membangun pintu yang lain yang menuju langsung sinagog yahudi tersebut.

Rencana terbaru mereka ini terlihat juga dari penutupan gerbang al-Mugharabah, salah satu pintu menuju Masjid Al-Aqsha dan membangun jembatan di atasnya yang memungkinkan kelompok yahudi masuk areal al-Aqsha dan menguasasinya secara penuh.

Adapun di sebelah selatanya, rencana Israel akan membuka pintu yang ketiga (sekarang masih tertutup) yang menuju Mushollah Marwan yang bisa menampung 6000 jam’ah, agar dapat melaksanakan misanya (pembaptisan) secara langsung di dalam masjid tersebut.

Langkah awal yang mereka lakukan untuk merealisasikan rencananya ini adalah dengan membangun tangga yang menyambungkan dengan Pintu Ketiga sehingga dengan leluasa mereka dapat masuk Mushollah Marwan untuk melaksanakan misanya.

Di sisi lain Raed Shalah mengingatkan, Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Barak yang kini menjadi Menteri Perang Israel adalah orang yang telah membuka tangga ini. hal ini menjadi bukti bahwa mereka tengah mempersiapkan pembangunan sinagog terbesar dan menjadikan Mushollah Marwan sebagai target utamanya.

Sementara itu di bagian barat, berdasarkan dokumen yang ia miliki, akan diakukan penggalian di bawah tembok al-Gharbi (tembok bagian Barat) Al-Aqsha sebagai sarana bagi Israel untuk menyerang langsung Masjid Al-Aqsha atau dalam upaya mereka membendung serangan kaum muslimin dari dalam al-Aqsha.

Di samping itu, di bagian bawah Al-Aqsha yang terdapat di sebelah timurnya dimana terdapat makam ar-Rahmat, kuburan bagi sebagian besar para shahaabat Nabi yang mulia. Mereka membuat stasiun mono rel (kereta gantung) yang menghubungkan Masjid Al-Aqsha dengan gunung al-Zaitun yang dikenal di kalangan yahudi sebagai gunung paling suci di dunia, tempat dimana terdapat sejumlah kuburan yahudi.

Dengan rencana ini, Israel berusaha menguasai setiap sudut Masjid Al-Aqsha dengan semua bagianya. Shalah mengingatkan, Israel sangat bersemangat dalam merealisasikan rencana mereka ini tahap demi tahap. Mereka juga mendirikan lembaga bersama yang tergabung di dalamnya tiga agama besar dunia, Yahudi, Kristen dan Islam, untuk memberikan payung legal Israel dalam menodai masjid kaum muslimin. Lembaga ini akan memberi setiap pengalola kantor agama masing-masing bagian tempat sucinya. Akan tetapi atas otoritas Zionis.

Masjid al-Aqsha dan tempat-tempat suci lainya di al-Quds menjadi target berbahaya, incaran yahudisasi Al-Quds, teruatam di saat dunia Arab dan kaum muslimin diam melihat aksi mereka menggali dan membangun gerbang al-Mugrarab sejak bulan Pebruari lalu.

Al-Aqsha Antara Kerjaan Penjajah dan Himbauan Arab




Oleh : Mahmud Fathofathoh

Ketika seorang muslim berbicara tentang keunikan suatu negeri atau tentang tanah suci bagi kaum muslimin, tentu ia tidak akan pernah melewatkan untuk menyebut Masjid Al-Aqsha.

Hampir semua wartawan atau penulis, baik Arab maupun asing yang pernah berkunjung ke Palestina, wilayah yang paling pertama mereka kunjungi adalah Al-Quds, tempat berdirinya Masjid Al-Aqsa untuk melakukan shalat di dalamnya. Seperti diketahui puluhan wartawan Mesir yang datang ke Ramallah, mereka tidak akan mengunjungi kota-kota lain di Palestina sebelum mereka mengunjungi al-Quds dan al-Aqsha.

Bisakah kita membuat pengharagaan yang setinggi-tingginy kepada al-Aqsha daripada yang telah Allah lakukan dalam ayatnya. Subhanalladzi asra biabdihi….. (Mahasuci Allah yang telah mengisrakan hambaNya dari Masjid Haram menuju Masjid Al-Aqsha yang kami berkati wilayah sekelilingnya (al-Isra: 1)) dan ungkapan Nabi Muhammad SAW. tidak boleh memaksakan diri untuk melakukan perjalanan kecuali ke tiga masjid, Masjid Al-Haram, Masjid Nabawi dan Masjid Al-Aqsha.

Ringkasnya Masjid Al-Aqsha adalah milik dan wakaf bagi kaum muslimin. Yahudi atau siapapun tidak ada hubungannya dengan al-Aqsha.

Masjid ini sekarang sedang terjajah sejak pendudukan Israel tahun 1967 di Tepi Barat. Hingga aksi berbahay mereka yang mungkin akan lebih parah dari apa yang kita saksikan saat ini.

Al-Aqsha saat ini terlarang bagi bangsa Palestina sendiri, bahkan pada bulan yang terbesar dalam Islam yaitu bulan Ramadhan. Israel menginginkan agar rakyat Palestina melupakan masjid terpenting di negaranya. Saya bisa meyakini hal ini, mengingat bangsa Palestina masih terjajah. Mereka harus menempuh perjalanan berat dan melelahkan untuk sampai di al-Aqsha dan shalat di sana. Belum lagi penyiksaan yang mereka dapatkan ketika melewati pintu perlintasan dan blockade militer. Kadang penghinaan dan perampasan identitas diri saat memasuki wilayah suci bagi ummat Islam. Paling parah, justru mereka ditangkapi bahkan dibunuhnya oleh serdadu Israel, karena dianggap ingin membebaskan al-Aqsha.

Dalam makalan yang singkat ini, saya ingin mengungkapkan tentang bahaya yang mengancam al-Aqsha berupa penodaan dari kelompok penjajah atau anggota Parlemen Israel Knesset yang ingin meyakinkan pada rakyatnya bahwa pemerintahanya (Israel) tidak akan melepaskan Al-Quds. bahwa Al-Quds adalah tempat Kuil Mereka yang mereka klaim berada di bawah Masjid Al-Aqsha.

Sebagai tanggapan dari tindakan Israel yang berbahaya ini Konferensi Islam internasional mengadakan KTT di Istambul dalam rangka ingin menyelamatkan al-Aqsha. Sebagaimana biasa akan lahir dari KTT ini sejumlah himbauan yang tidak ada realisasinya. Seperti kecaman, penolakan, peringatan dan lain sebagainya. Aksi semacam ini yang kosong dari realisasi akan terus ada. Berapa banyak konferensi yang diadakan dengan alasan untuk melindungi al-Aqsha tapi berakhir menyedihkan. Seperti pepatah mengatakan, kami dengar gilinganya tapi tidak mendapat gandumnya.

Saya ingin katakan, Al-Aqsha butuh pada orang laki-laki yang terpercaya, para pemimpin yang berani yang amanah. Al-Aqsha membutuhkan kerja dan perlawanan dengan segala kemampuan yang ada yang mendapat legalitas dari agama maupun undang-undang internasional. Al-Aqsha butuh pada praktek bukan bukan bicara. Al-Aqsha butuh pada perjuangan untuk sampai ke sana, setiap saat, bukan hanya bulan Ramadhan saja. Al-Aqsha butuh kepada para pembela, seperti Syaikh Raed Shalah dan yang lainya yang memang merasakan langsung penderitaan al-Aqsha.

Saya khawatir sekali terhadap al-Aqsha. Walau saya yakin al-Aqsha ada yang melindunginya. Akan tetapi kenapa kita mebiarkan al-Aqsha, tidak melaksanakan kewajiban kita untuk menjaga atau membebaskanya tempat dimana telah isra Nabi kita Muhammad sawa ke langit ke tujuh ??

Penjelasan Lengkap Tentang Al-Aqsha Part 3




Masjid Al-Aqsha

Yang dimaksud dengan Masjid Al-Asha adalah areal yang dikelilingi pagar yang terletak di dalam pagar Al-Quds di sebalah timur dan selatanya. Adapun pagar sebelah timurnya menyatu dengan pagar al-Quds dan bagian baratnya lebih dekat dengan tembok bagian timur al-Quds yang juga menyatu.

Sementara di sebelah selatan barat dan bagian utaranya merupakan pagar khusus yang berada di dalam kota yang membentuk masjid agak bengkok. Ia punya empat sudut salah satunya berjarak 491 m. sebelah timurnya 462 m. dan yang paling pendek berada di sebelah selatan 281 dan utara 330 m.

Masjid ini terletak di dataran tinggi Baitul Maqdis yang dikelilingi pagar. Masjid Al-Aqsha adaah satu-satunya masjis yang ada di dunia ini yang dipenuhi sejumlah bangunan di sekililingnya.

Masjid ini luasnya 142 hektar. Selayaknya semua orang yang memasuki masjid ini melakukan tahiyatul masjid di sebelah mana saja sepanjang berada di sekeliling tembok. Baik di samping pohon, di dalam Kubbah emas (Qubbah Sakhra) atau di dalam bangunan masjid al-Aqsha. Siapapun yang melakukan shalat satu raka’at di areal masjid tersebut, ia akan memperoleh 500 kebaikan. Karena satu kali shalat di dalam masjid al-Aqsha pahalanya sama dengan 500 kali di selain masjid al-Aqsha, setelah Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi

Penjelasan Lengkap Tentang Al-Aqsha Part 2




Baitul Maqdis

Baitul Maqdis terus menjadi milik kaum muslimin hingga abad 20. Merekalah yang mengatur perikehidupan di Baitul Maqdis. Merekalah yang membuat jalan-jalan, bangunan, merenopasi pagarnya. Merekalah yang membangun menara-menaranya, masjid-masjidnya serta Masjid al-Aqsha. Ketika pasukan Salib datang ke baitul Maqdis, mereka membuat kerusakan dan kehancuran di Baitul Maqdis. Maka datanglah pasukan kaum muslimin yang dipimpin Shalahuddin al-Ayyubi untuk merebut kembali Baitul Maqdis dari tangan Salibiyyin. Sejak saat itulah Baitul Maqdis berada dalam kekuasaan kaum muslimin. Mereka mengadakan perbaikan dan renovasi, terutama Masjid Al-Aqsha hingga datangnya penjaja Isnggris tahun 1336 H./1917 M.

Inggris lah yang memberikan tanah Palestina ini kepada bangsa Yahudi. ialah yang membuat pusat-pusat kekuatan markaz yahudi di Palestina selain kota Al-Quds yang terletak di dalam pagar dan di dalam perkampungan muslim. Al-Quds saat itu berada dalam otoritas Yordania selama 19 tahun yang kemudian direbut Israel pada tahun 1387 H. / 1967 M.

Kemudian ummat tidak mendapatkan Baitul Maqdis ini kecuali dampak pisik dan psikis saja. Secara fisik apa yang dtemukan para ahli tentang sisa-sia peninggalan kota tersebut. dan ini luput dari penglihatan mata. Adapun bukti fsikisnya adalah berubahnya nama-nama tempat di kota tersebut, disesuaikan dengan hawa napsunya masing-masing. Walau pun masih ada beberapa nama yang tampak mirip.

Untuk nama al-Quds saja ternyata ada sekitar 84 nama lain, walau yang masih terkenal hanya dua nama saja yaitu :

1. Yero-Salem : suatu tempat di sekiatr al-Quds atau pecahanya Yero Salem berarti ‘Kota Keselamatan”

2. Baitul Maqdis : nama ini diambil dari Islam. Atau suka dilkatakan al-Quds saja.

Nama pertama sangat sempit, sementara yang kedua memang yang paling layak. Karena yang memberikanya adalah Allah SWT. Dengan kaum muslimin nama ini mengandung ikatan yang sangat kuat. Yaitu ikatan Islam, agama dan historis. Keterkaitan dengan kota Makkah hanya berjarak 40 tahun dalam sisi pembangunanya, sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Dazr al-Ghifari. (asy)

Sesungguhnya peristiwa Isra dan Mairaj Rasulallah telah menaikan derajat kota Baitul Maqdis berikut masjidnya. Allah Ta’ala menyebutkan dalam surat al-Isra ayat 1. (Maha suci Allah yang telah mengisrakan hambanya pada suatu malam dari masjid al-Haram menuju masjid al-Aqsha yang Kami berkati yang berada di sekelilingnya).

Adapun peristiwa Mi’rajnya Rasulallah disebutkan Allah dalam awal-awal surat al-Najem yang berbunyi (ia berada di tingkat paling tinggi, Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi. maka jadilah dia dekat dua ujung busur panah atau lebih dekat. Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya apa yang telah Allah wahyukan.(al-Najem 7-10).

Adapun keterkaitan sejarahnya adalah ketika Khalifah Umar Ibnu Khottob menaklukan Palestina dan mendapatkan penyerahan kunci Baitul Maqdis dari penduduknya, merupakan bukti sejarah bahwa baitul Maqdis adalah milik kaum muslimin. Perjanjian Umar merupakan bukti sejarah bagi setiap bangsa dan kebuadayaan yang perlu dikaji dan dipelajari kembali.

Ikatan sejarah ini tidak mungkin dilepaskan begitu saja. Ikatan pertama menunjukan keterikatan dua masjid di muka bumi ini. Masjid Al-Haram dan Masjid al-Aqsha. Yang pertama adalah masjid utama bagi kaum muslimin yang merupakan baitullah (Rumah Allah) di atas muka bumi ini.

Sedang ikatan kedua adalah keterikatan masjid al-Aqsha dengan Sidrartul Muntaha, tempat dimana Rasulallah mi’raj kepada Allah. Ini merupakan ikatan yang kuat yang tidak mungkin terpisah, sebagai bukti salah satu keistimewaan masjid al-Aqsha dibanding dengan yang lainya.

Masjid al-Aqsha adalah tempat berkumpulnya para Nabi dan Rasul. Ia adalah satu-satunya jalan bagi Nabi Muhammad untuk menghadap Allah Tabaraka wa ta’ala.

Kemudian keberadaan Masjid Al-Aqsha ini terletak di Baitul Muqaddas seperti yang diisyaratkan oleh Rasulallah dalam haditnya : (Tidak boleh menyengajakan untuk beribadah kecuali terhadap tiga masjid : Masjid Al-Haram, Masjid Al-Aqsha dan ketiga masjidku ini (Masjid Nabawi). Dishaihkan oleh Ibnu Hibban dan ada beberapa riwayat yang semakna. …bersambung

Penjelasan Penting Tentang Al-Aqsha




leh : Ahmad Khalifah (Ketua Lembaga Kemakmuran Masjid Al-Aqsha)

Mukaddimah

Baitul Maqdis adalah kota terbesar di Palestina maupun di wilayah Syam. Ia adalah kota paling tua yang dibangun manusia sampai saat ini. Peninggalan-peninggalan terbesar menunjukan bahwa kota ini sudah ada sejak enam ribu tahun yang lalu.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW ketika ditanya oleh Abu Dzar Al-Gifari. Abu Dzar bertanya ya Rasulallah, masjid apa yang paling pertama dibangun ? Rasul menjawab, Masjid Al-Haram. Kemudian ku bertanya lagi, kemudian apa ? Rasul menjawab kemudian Masjid Al-Aqsha. Abu Dzar bertanya berapa jarak antara keduanya ? Nabi menjawab, 40 tahun. Kapan saja engkau mendapati masjid tersebut (al-Aqsha) maka shalatlah di dalamnya karena di sana ada keutamaan yang Allah janjikan. (HR. Bukhari )

Berarti masjid ini sudah dibangun sementara manusia belum ada. Atau masjid ini tidak pernah digunakan orang selama puluhan ribu tahun, hingga awal permukiman kota pada jamanya Romawi. Bangsa-bangsa saling memperebutkan kota ini. Ketika ada satu bangsa memakmurkanya kemudian bangsa lain menguasainya dan mengancurkanya. Kota ini sudah dibangun dan dihancurkan sebanyak tujuh kali.

Ketika para ilmuwan purbakala menggali peninggalan al-Quds, mereka menemukan sisa-sisa perdaban manusia dalam rentang waktu berabad-abad dalam kebudayaan yang berbeda. Namun sayang sisa-sisa kebudayaan tersebut kebanyakanya sudah hilang ditelan zaman. Bukan hanya karena waktu, juga dikarenakan tangan-tangan manusia yang senang berbuat kerusakan. Allah Ta’ala berfirman, “Apa yang menimpa kalian dari mushibah itu karena perbuatan tangan-tangan kalian… (As-Syura 30).

Adapun sejarah yang pernah mencatatnya, perlu beberapa catatan di dalamnya. Seperti keberadaan bangsa Yabusin yang pernah membangun pertama kali kota ini. Bangsa ini hidup diperkirakan pada 5000 tahun sebelum Masehi. Kota ini dulu dinamakan kota Yabus kemudian diganti dengan Godhet atau kota Dawud. Kota ini kemudian dikuasai oleh bangsa Yahudi pada tahun 1049 sebelum Masehi, sebelum datangnya bangsa Farsi pada tahun 586 SM yang mengusir mereka dari kota ini. Selanjutnya kota ini berada dalam pemerintahan Yunani pada kira-kira tahun 332 SM. Lalu bangsa Roma pada tahun 63 SM. Sementara itu Hedroyan mengklaim bahwa al-Quds telah dikuasai banga Eliya Kaptolina pada tahun 332 SM. Kemudian dikuasai bangsa Bizantium sejak tahun 330 SM.

Terakhir pada zaman penaklukan Islam yaitu pada tahun 636 M atau bertepatan dengan tahun 15 Hijriyah kota ini dibawah kekuasaan ummat Islam di bawah kakhalifahan Umar Ibnu Khottob. Umar lah yang pertama-pertama mengadakan perombakan kota tersebut dengan memakai metode modern yaitu dengan adanya pembagian tugas dan hak. Pembagian kewajiban serta perlindungan terhadap kaum Nashrani. Tetapi jangan sekali-kali Yahudi diperbolehkan tinggal di sana.

Teks Perjanjian Umariyah

Bismillahirrahmanirrahim

Hamba Allah, Umar Amirul Mukminin dengan ini memberikan keamanan bagi warga Eliya. Aku telah memberikan mereka keamanan bagi diri-diri mereka, harta-harta mereka, gereja-gereja mereka serta keturunan mereka. Orang-orang sakit ataupun yang sehatnya berikut ajaran keyakinanya mendapatkan perlindungan. Gereja mereka jangan diambil atau dihancurkan. Mereka tidak boleh diusir tidak juga terhadap keturunanya mereka atau sedikitpun harta-harat mereka. Mereka jangan dipaksa keluar dari agamanya. Tidak boleh dianiaya. Tetapi tidak ada seorang yahudi pun yang boleh tinggal di kota Eliya ini. Warga Eliya diwajibkan membayar jizyah, sebagaimana diperlakukan kepada warga Madain. Mereka harus memisahkan diri dari Romawi dan dari para pencuri. Barang siapa yang keluar diantara mereka, maka ia akan aman, dirinya dan hartanya hingga sampai tempat perlindungan dirinya. Barang siapa yang tinggal (di Eliya) maka dia juga akan aman. Bagi dirinya sebagaimana bagi warga Eliya terkait kewajiban Jizyah. Siapa saja dari warga Eliya yang mau pergi bersama Romawi dan keluar dari perjanjian ini bersama keturunanya, maka ia aman atas dirinya, keturunanya hingga ia sampai ke tempat perlindunganya. Barang siapa yang sudah ada di sana sebelum peristiwa (pembunuhan ini), maka ia bebas. Jika mau tinggal maka baginya sebagaimana warga Eliya dari Jizyah atau ia mau pergi bersama Romawi (terserah dia) barang siapa yang kembali ke keluarganya maka tidak boleh diambil darinya sedikitpun, hingga ia memanen tanamanya.

Tulisan ini adalah perjanjian dengan Allah, RasulNya, Para Khalifah Kaum Muslimin. Jika mereka memberikan apa yang diwajibkan bagi mereka berupa Jizyah. Hal ini disaksikan oleh Kholid bin Walid, Amer bin Ash, Abdurrahman bin Auf dan Muawiyah bin Supyan. Di tulis dan disaksikan pada tahun 15 H.

(bersambung)

Al-Aqsha Antara Kerjaan Penjajah dan Himbauan Arab




Oleh : Mahmus Fathofathoh

Ketika seorang muslim berbicara tentang keunikan suatu negeri atau tentang tanah suci bagi kaum muslimin, tentu ia tidak akan pernah melewatkan untuk menyebut Masjid Al-Aqsha.

Hampir semua wartawan atau penulis, baik Arab maupun asing yang pernah berkunjung ke Palestina, wilayah yang paling pertama mereka kunjungi adalah Al-Quds, tempat berdirinya Masjid Al-Aqsa untuk melakukan shalat di dalamnya. Seperti diketahui puluhan wartawan Mesir yang datang ke Ramallah, mereka tidak akan mengunjungi kota-kota lain di Palestina sebelum mereka mengunjungi al-Quds dan al-Aqsha.

Bisakah kita membuat pengharagaan yang setinggi-tingginy kepada al-Aqsha daripada yang telah Allah lakukan dalam ayatnya. Subhanalladzi asra biabdihi….. (Mahasuci Allah yang telah mengisrakan hambaNya dari Masjid Haram menuju Masjid Al-Aqsha yang kami berkati wilayah sekelilingnya (al-Isra: 1)) dan ungkapan Nabi Muhammad SAW. tidak boleh memaksakan diri untuk melakukan perjalanan kecuali ke tiga masjid, Masjid Al-Haram, Masjid Nabawi dan Masjid Al-Aqsha.

Ringkasnya Masjid Al-Aqsha adalah milik dan wakaf bagi kaum muslimin. Yahudi atau siapapun tidak ada hubungannya dengan al-Aqsha.

Masjid ini sekarang sedang terjajah sejak pendudukan Israel tahun 1967 di Tepi Barat. Hingga aksi berbahay mereka yang mungkin akan lebih parah dari apa yang kita saksikan saat ini.

Al-Aqsha saat ini terlarang bagi bangsa Palestina sendiri, bahkan pada bulan yang terbesar dalam Islam yaitu bulan Ramadhan. Israel menginginkan agar rakyat Palestina melupakan masjid terpenting di negaranya. Saya bisa meyakini hal ini, mengingat bangsa Palestina masih terjajah. Mereka harus menempuh perjalanan berat dan melelahkan untuk sampai di al-Aqsha dan shalat di sana. Belum lagi penyiksaan yang mereka dapatkan ketika melewati pintu perlintasan dan blockade militer. Kadang penghinaan dan perampasan identitas diri saat memasuki wilayah suci bagi ummat Islam. Paling parah, justru mereka ditangkapi bahkan dibunuhnya oleh serdadu Israel, karena dianggap ingin membebaskan al-Aqsha.

Dalam makalan yang singkat ini, saya ingin mengungkapkan tentang bahaya yang mengancam al-Aqsha berupa penodaan dari kelompok penjajah atau anggota Parlemen Israel Knesset yang ingin meyakinkan pada rakyatnya bahwa pemerintahanya (Israel) tidak akan melepaskan Al-Quds. bahwa Al-Quds adalah tempat Kuil Mereka yang mereka klaim berada di bawah Masjid Al-Aqsha.

Sebagai tanggapan dari tindakan Israel yang berbahaya ini Konferensi Islam internasional mengadakan KTT di Istambul dalam rangka ingin menyelamatkan al-Aqsha. Sebagaimana biasa akan lahir dari KTT ini sejumlah himbauan yang tidak ada realisasinya. Seperti kecaman, penolakan, peringatan dan lain sebagainya. Aksi semacam ini yang kosong dari realisasi akan terus ada. Berapa banyak konferensi yang diadakan dengan alasan untuk melindungi al-Aqsha tapi berakhir menyedihkan. Seperti pepatah mengatakan, kami dengar gilinganya tapi tidak mendapat gandumnya.

Saya ingin katakan, Al-Aqsha butuh pada orang laki-laki yang terpercaya, para pemimpin yang berani yang amanah. Al-Aqsha membutuhkan kerja dan perlawanan dengan segala kemampuan yang ada yang mendapat legalitas dari agama maupun undang-undang internasional. Al-Aqsha butuh pada praktek bukan bukan bicara. Al-Aqsha butuh pada perjuangan untuk sampai ke sana, setiap saat, bukan hanya bulan Ramadhan saja. Al-Aqsha butuh kepada para pembela, seperti Syaikh Raed Shalah dan yang lainya yang memang merasakan langsung penderitaan al-Aqsha.

Saya khawatir sekali terhadap al-Aqsha. Walau saya yakin al-Aqsha ada yang melindunginya. Akan tetapi kenapa kita mebiarkan al-Aqsha, tidak melaksanakan kewajiban kita untuk menjaga atau membebaskanya tempat dimana telah isra Nabi kita Muhammad sawa ke langit ke tujuh ??

Bahaya yang mengancam Al-Quds dan Al-Aqsha




Bahaya yang mengancam Al-Quds dan Al-Aqsha

Oleh Prof DR. Ahmad Yusuf Abu Halabiyah

Penodaan yang terus berlanjut terhadap kota suci Al-Quds berikut Al-Aqsha dan tempat suci lainya merupakan bahaya laten yang termasuk dalam Grand Design Yahudi dalam rangka meyahudikan kota Al-Quds. inilah yang tergambar dalam pengusiran secara sistematis terhadap bangsa Palestina dan Arab dari kota tersebut dan menjadikan bangsa Palestina sebagai minoritas di wilayah itu. Kemudian mereka membuat undang-undang hak kepemilikan terhadap tanah yang ditinggalkan tuanya, bersama dengan sisa-sisa keislamannya. Mereka juga melakukan berbagai usaha untuk menghancurkan al-Aqsha serta membangun Haikal yang mereka klaim berada di bawah Masjid Al-Aqsha.

Diantara strategi untuk menguasai Al-Quds berikut masjid dan tempat sucinya, mereka melakukan dalam berbagai sisi, sebagai berikut ini :

Pertama : Dalam Bidang Pertanahan

  1. Mengeluarkan 25 UU dan Intruksi untuk menggusur tanah dan ladang milik warga Arab yang dimilki secara sah. Diantara UU tersebut adalah UU tentang kepemilikan harta yang ditinggalkan tuanya. Disamping itu ada UU zona hijau, UU Penggusuran untuk kepentingan umum, UU pajak yang mencekik leher terhadap tanah dan ladang milik para petani, hingga mereka tak bisa bayar. Dan terakhir UU perlindungan alam.
  2. Membekukan atau membatalkan gedung baru yang dibangun untuk warga Arab Palestina. Larangan memperluas bangunan, di bawah atau di atasnya. Merubuhkan rumah-rumah yang dianggap tidak mempunyai izin tertulis dari pemerintah Israel. Sampai sekarang sudah 550 rumah yang dihancurkan dengan alasan tanpa surat izin dari pemerintah.
  3. Membuat koloni permukiman Israel di tanah rampasan. Sampai saat ini sudah 35 % wilayah Al-Quds menjadi permukiman Israel yang dulunya perkampungan bangsa Arab.
  4. Membuat tembok rasial yang menggabungkan wilayah jajahan Israel sekaligus mengeluarkan perkampungan Arab dari wilayah Al-Quds. Kemudian menyatukan sejumlah permukiman Israel menjadi bagian dari kota Al-Quds terjajah.

Kedua : Dari sisi Demografi

Israel membuat sejumlah siasat untuk mempercepat perubahan demografi di wilayah Al-Quds dengan berbagai cara. Diantaranya,

  1. Mengambil KTP warga Al-QUds dengan berbagai sebab kemudian membatalkan kependudukan mereka di Al-Quds dan berupaya mengusirnya ke luar Al-Quds.
  2. Melakukan intimidasi dan tekanan agar warga arab Al-Quds agar tidak betah di sana. Seperti yang terjadi dengan 160 keluarga yang memilih meninggalkan al-Quds karena tidak kuat dengan tekanan. Sejak tahun 1967 sudah 17000 warga Al-Quds memilih keluar dari sana, ditambah sebelumnya sudah keluar sekitar 12000 warga dari Al-Quds dan menetap mash di wilayah Palestina. sementara itu, 8000 lainya memilih tinggal di luar Palestina lainya, ketika terjadi ekspansi Israel ke Al-Quds.
  3. Membodohi warga Arab dan berupaya untuk merusak akhlaknya, melalui menuman keras atau narkoba secara massif, agar generasi Palestina tidak peduli lagi terhadap masalah Negara dan agamanya.

Itulah berbagai upaya Israel untuk meyahudikan kota Al-Quds secara geografi maupun demografi. Sementara itu mereka juga mendapat berbagai kseulitan untuk hidup di tengah komunitas yahudi di Al-Quds, seperti,

  1. Susahnya memperoleh kewerganegaraan Israel, terutama bagi mereka yang identitas Palestinanya hilang atau dirampas Israel.
  2. Sulitnya mendapatkan kewarganegaraan asing di Al-Quds. barang siapa yang kedpaatan tidak punya identitas selama tiga bulan di Al-Quds maka akan segera dideportasi keluar al-Quds.
  3. Warga Palestina yang tinggal di Al-Quds, tidak diperbolehkan mempunyai KTP Palestina, berdasarkan kesepkatan Oslo.
  4. Meraka yang berkewarga negaraan Yordania pun, tidak diperkenankan tinggal di Al-Quds, sesuai kesepakatan Wadi Arabi.

Dengan demikian, maka Al-Aqsha dan Al-Quds serta tempat suci lainya diambang bahaya yang sangat besar yang datang dari semua sisi kehidupan. (asy)

Laporan TIM Al-Quds di Dewan Parlemen Palestina

Ribuan Palestina Memprotes Keras Penoadaan Israel Terhadap Al-Quds dan Al-Aqsha




Gerakan Perlawanan Islam, Hamas mengingatkan Israel atas konsekwensi dari tindakan mereka menodai Masjid AL-Aqsha dan Al-Quds kemarin Kamis (15/11/2007).

Salah seorang pemimpin Hamas, DR. Ismael Ridhwan kemarin (15/11) menyatakan hal tersebut di hadapan para aktivis Hamas yang melakukan aksi solidaritas Al-Aqsha dan al-Quds di Gaza . Ia menyerukan para pejuang Palestina dimanapun mereka berasal agar mempersiapkan diri masing-masing untuk menghadapi penjajah Israel dalam melindungi Masjid Al-Aqsha dan tempat-tempat suci lain di Al-Quds.

Ridhwan mengatakan, “Wahai para mujahid persiapkalah diri-diri kalian untuk melindngi Al-Aqsha. Tidak layak bagi seorang mujahid meninggalkan senjatanya dan membiarkan perang terjadi di depan matanya sementara ia tidak melakukan tindakan apapun.

Sebelumnya, salah seorang anggota Parlemen Knesset Israel bersama sejumlah kelompok radikal Israel kemarin memasuki pelataran A-Aqsha di bawah penjagaan ketat dinas keamanan Israel. Tindakan mereka ini bersamaan dengan berlanjutnya penggalian di sekitar masjid dan di bawahnya dan di tengah kecaman berbagai pihak.

Ridhwan mengingatkan, tentang peristiwa intifadah Al-Aqsha yang terjadi beberapa tahun kemarin, akibat penodaan yang dilakukan zionis Israel dan menewaskan ribuan para syuhada dan terluka serta penangkapan besar-besaran terhadap rakyat tak berdosa. Ridhwan juga menegaskan, terorisme Israel berikut penganiayaan, penodaan, pembunuhan, penangkapannya,, hanya akan meningkatkan perlawanan di kalangan rakyat.

Ridhwan yang berpidato di hadapan ribuan para demonstran Palestina mengingatkan, ‘Kalian saat ini keluar untuk menyuarakan penolakan kalian atas penodaan yang dilakukan zionis najis Israel. Kalian marah dan mengecam dengan hati dan suara kalian. Kalian keluar pada jam satu siang hari di tengah teriknya matahari, untuk mengungkapkan kemarahan kalian atas penghinaan serta kejahatan terhadap Masjid Al-Aqsha.

Ia menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan di setiap tempat dengan dasar satu penderitaan dan satu wilayah Palestina. Kita menolak upaya pemisahan dan pelecehan terhadap pilihan rakyat.

Ia menjelaskan, Masjid Al-Aqsha mempunyai ikatan yang sangat kuat dengan aqidah kita. Setiap penodaan terhadap al-Aqsha berarti telah menodai aqidah kita. Hal inilah yang menjadikan masalah Palestina sebagai masalah terpenting di dunia Islam saat ini.

Ia mengingatkan bangsa Arab dan Islam untuk mengambil peran strategis dalam melindungi Al-Aqsha, serta mengungkapkan kemarahanya atas penodaan terhadap Al-Aqsha.

Ia kemudian menyebutkan tentang pertemuan Musim Gugur yang akan digelar pada penghujung bulan ini. Ia mengingatkan pertemuan yang akan dilakukan di Anna PolisAS ini merupakan konspirasi untuk mempreteli hak-hak Palestina agar tidak punya daya tawar apapun. Apa yang terjadi di al-Aqsha kemarin merupakan bukti nyata bahwa mereka sangat ingin menguasai Al-Aqsha. Yang terjadi kemudian adalah berdirinya Negara Yahudi di Al-Quds. akibat sebagian orang menganggap enteng atas masalah ini.

Ia mempertanyakan, apa kepentingnya Dewan Knesset Israel membuat keputusan untuk tidak membagi wilayah Al-Quds ? karena mereka menginginkan Al-Quds sebagai wilayah mereka secara utuh tak terbagi dengan Palestina. Maka mereka berupaya mengadakan pertemuan di Anna Polis, atas prakarsa AS agar Palestina mau menyerahkan hak asasinya di pertemuan itu. Oleh karena itu, Ridhwan meminta duna Arab dan Islam memboikot pertemuan tersebut.

RIdhwan menegaskan, Israel tidak akan berani memasuki areal Masjid Al-Aqsha kalau mereka tidak punya dukungan penuh dalam pertemuan musim gugur yang akan segera dilangsungkan, bahwa Palestina akan menganulir hak-haknya. Dalam pada itu ia mengingatkan, Mahmud Abbas tidak punya hak untuk menganulir hak dan prinsif rakyat dalam masalah al-Aqsha dan yang lainya.

Ridhwan mengajak semua elemen rakyat Palestina untuk berpegang teguh terhadap hak kembali bagi para pengungsi yang merupakan tanah leluhur nenek moyangnya. Ia juga menyerukan untuk kembali memilih perlawanan sebagai pilihan strategis untuk membebaskan Palestina dari penjajahan.

Ia juga meminta para tawanan politik yang ditangkap pemerintah Ramallah di Tepi Barat segera dibebaskan.

Al-Aqsha Bukan Haikal, Apakah Kita Belum Sadar??




Seharusnya Yahudi Zionis dan antek-anteknya dapat menghormati aqidah kaum muslimin, tidak boleh memprofokasi atau menodai Masjid al-Aqsha. Biarkan saja mereka hidup bebas dalam peribadahannya. Akan tetapi kadung mereka sebagai bangsa yang durhaka yang selalu memusuhi bangsa lain. Sejak dulu mereka selalu beruasaha untuk menodai dan menghancurkan masjid ak-Aqsha sebagai permulaan mendirikan “Haikal Dusta” yang mereka klaim berada diatasnya.

Kalaulah kita perhatikan pelanggaran-pelanggaran yang mereka lakukan, ternyata semakin hari semakin meningkat intensitasnya. Kita mesti tahu pelanggaran apa saja yang mereka lakukan terhadap kiblat pertama dan tempat isranya Rasulallah SAW.

Dinatara pelanggaran yang mereka lakukan terhadap masjid al-Aqsha adalah :

Ø Membakar mimbar masjid yang dibuat oleh Syaikh Nuruddin Zanki dan dihadiahkan kepada Shalahuddin al-Ayubi setelah ia membebaskan Palestina dari cengkraman tentara Salib.

Ø Keputusan Dewan Knesset yahudi yang menyatakan, Masjid al-Aqsha milik umum bagi negara entitas Zionis.

Ø Menguasi tembok al-Garbi dari Masjid al-Aqsha (dinding al-Burraq) dan menamakanya sebagai tembok ratapan. Menghancurkan perkampungan al-Mugarabah dalam rangka memperluas dinding al-Burraq.

Ø Semenjak tahun 1967 sampai hari ini, mereka masih menggali terowongan di bawah Masjid al-Aqsha dan pelatarannya, menyebabkan sebagian pondasi dan tiang Masjid tersebut roboh.

Ø Menggali terowongan di bawah Masjid dan menjadikannya sebagai sinagog (tempat peribadahan yahudi) sebagaiannya dijadikan tempat wisata turis

Ø Menembaki jama’ah shalat dan melakukan pembantaian kaum msulimin di pelataran Masjid, menyebabkan puluhan mujahid meninggal syahid dan luka- luka. Serangan tersebut terjadi pada tahun 1999 menewaskan sedikitnya 22 syuhada.

Ø Serdadu zionis menghalang-halangi kaum muslimin dari wilayah Gaza dan Tepi Barat yang umurnya kurang dari 40 tahun untuk melakukan ibadah dan shalat di masjid tersebut.

Ø Beberapa kali kelompok yahudi berusaha meledakan Masjid atau menembakan rudal-rudalnya dari udara. Namun dengan pertolongan Allah usaha mereka selalu gagal.

Ø Tujuan yahudi adalah mendirikan Haikal di atas Masjid al-Aqsha setelah mereka dapat merobohkannya. Mereka bersama kelompokn lain mendesak pemerintah Israel agar merealisasikan mimpinya tersebut.

Ø Sampai sekarang mereka telah menyelesaikan sepuluh tahapan (pase) dalam rangka menghancurkan Masjid al-Aqsha ditengah kelengahan para pemimpin Islam dan ditengah ketidak pedulian lembaga-lembaga internasional.

Sepuluh pase itu adalah :

Fase I: Dialakukan sejak tahun 1967 hingga akhir tahun 1968 dengan menggali terowongan 70 meter di selatan masjid Al Aqsha di belakang menara masjid.

Fase II: Dilakukan dari tahun 1969 hingga 1970 dengan menggali terowongan 80 meter dari pagar masjid Al Aqsha.

Fase III: Dilakukan dari tahun 1970 hingga 1973, Israel menggali terowongan di bawah Mahkamah Syariah dan di bawah lima pintu masjid Al Aqsha, Al-Musalsal, Al-Muthahirah, Al-Qatthanin, Al-Hadid, dan Alauddin Al-Basyri di samping terowongan yang ada di bawah empat masjid dan menara masjid Qaithabi dan Suuq Al-Qatthanin. Penggalian terowongan dan aktifitas yahudisasi ini menyebabkan sebagian dari bangunan Mahkamah Syariah berubah menjadi gereja dan peninggalan-peninggalan bersejarah perjuangan suku Kurdi Islam dan sekolah Al-Jauhariah mengalami kerusakan.

Fase IV-V: Dilakukan sejak tahun 1973 hingga akhir tahun 1975 dengan penggalian daerah bagian belakang gerbang selatan sepanjang bagian timur bawah masjid Al Aqsha, pagar masjid Al Aqsha bagian timur sepanjang 80 meter juga mencakup penggalian bagian bawah masjid Al Aqsha.

Fase VI: Aktifitas dilakukan mulai tahun 1975 dengan tujuan menghilangkan kuburan Sahabat Nabi dan mendirikan beberapa tempat pariwisata nasioal Israel di atasnya.

Fase VII: Ini dilakukan sesuai dengan proyek Dewan Kementerian Israel tahun 1975 yang mencaplok infrastruktur milik Islam secara final hingga pagar Al-Barraq (al-Mabkaa) dan diteruskan dengan dilanjutkannya penggalian-penggalian di bawah bangunan Mahkamah Syariat dan perpustakaan Al-Khalidiah dan pojok Abu Madin al-Ghauts dan semuanya telah roboh ditambah 35 rumah warga lainnya.

Fase VIII: Fase yang berangkat dari permulaan tahun 80 an dengan mengusung simbol “mengungkap harta karun kerajaan Israel” ini merupakan penggalian yang sangat berbahaya yang pernah di alami oleh masjid Al Aqsha. Sebab banyak penggalian yang masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh Israel. sebagian penggalian ini diungkap oleh laporan kepala daerah Um Alfahm, Raid Shalah saat itu, lembaga Al-Aqsha dan departemen Waqaf di Al-Quds. Pada saat itu terjadi sempat terjadi bentrokan antara Israel dengan jamaah shalat. Di tengah bentrokan ini penggalian dimulai di bawah masjid Al Aqsha secara langsung.

Fase IX: Dilakukan pada tahun 1981. Pembukaan terowongan yang ditemukan Kolonel Inklizi Charles Warn dibuka dan kemudian ditutup kembali. Terowongan itu bermula di bagian bawah pintu Al-Muthahharah antara pintu Al-Silsilah dan Al-Qathanin hingga ke pintu Magharibah hingga ke bawah masjid Al Aqsha. Israel mengklaim bahwa tembok yang terdapat di terowongan adalah milik haikal Sulaiman yang mereka sebut dengan terowongan Hasyumunaim.

Pada fase ini telah dilakukan penggalian terowongan di bawah bangunan Mahkamah Syariat tahun 1987 dan di bawah sekolah Al-Tankiziah. Terowongan berlanjut hingga ke sebelah utara masjid Al Aqsha. Akibat aktifitas penggalian ini sejumlah bangunan, gedung sekolah dan bangunan pertokoan mengalami kerusakan bahkan roboh. Penggalian ini juga mengakibatkan robohnya gerbang utama Departemen Waqaf roboh.

Fase X: Sebagian terowongan Hasyumunaim dibuka setelah hari raya Pengampunan Yahudi Senin 24 September 1999 dan panjangnya 250 meter. Pengumuman pembukaan yang dihadiri oleh pejabat tinggi Israel ini sontak memicu bentrokan antara Israel dan Palestina yang paling sengit karena masjid Al Aqsha. Pemerintah Israel buru-buru menutupnya.

Israel telah menggali terowongan di bawah masjid Al Aqsha sepanjang 400 meter dari kampung Barat Arab memanjang hingga di pondasi-pondasi tembok Al-Barraq di bawah ke utara kampung Islami.

Demikianlah Masjid al-Aqsha sendirian menghadapi bencana ini. Dialah masjid yang dikelilingi oleh orang-orang lemah yang tersebar di seluruh jadat ini. Apakah sudah tidak yang mau menjaganya lagi ?? Apakah sudak tak ada tekad yang kuat seperti tekadnya Shalahuddin al-Ayubi ??. Ataukah kita biarkan Masjid al-Aqsha di tengah permainan dan kelalaian kita yang gegabah, hingga suatu saat kita sadar setelah kesempatan itu tidak ada. Kita hanya mendengar dentuman keras di atas Masjid al-Aqsha…? (semoga itu tak terjadi..)

Tulisan : nasher al-Fadlolah

Harian Akhbar al-Kholij al-Bahrain 3/7/2005