Jumat, 13 Februari 2009

Ribuan Palestina Memprotes Keras Penoadaan Israel Terhadap Al-Quds dan Al-Aqsha




Gerakan Perlawanan Islam, Hamas mengingatkan Israel atas konsekwensi dari tindakan mereka menodai Masjid AL-Aqsha dan Al-Quds kemarin Kamis (15/11/2007).

Salah seorang pemimpin Hamas, DR. Ismael Ridhwan kemarin (15/11) menyatakan hal tersebut di hadapan para aktivis Hamas yang melakukan aksi solidaritas Al-Aqsha dan al-Quds di Gaza . Ia menyerukan para pejuang Palestina dimanapun mereka berasal agar mempersiapkan diri masing-masing untuk menghadapi penjajah Israel dalam melindungi Masjid Al-Aqsha dan tempat-tempat suci lain di Al-Quds.

Ridhwan mengatakan, “Wahai para mujahid persiapkalah diri-diri kalian untuk melindngi Al-Aqsha. Tidak layak bagi seorang mujahid meninggalkan senjatanya dan membiarkan perang terjadi di depan matanya sementara ia tidak melakukan tindakan apapun.

Sebelumnya, salah seorang anggota Parlemen Knesset Israel bersama sejumlah kelompok radikal Israel kemarin memasuki pelataran A-Aqsha di bawah penjagaan ketat dinas keamanan Israel. Tindakan mereka ini bersamaan dengan berlanjutnya penggalian di sekitar masjid dan di bawahnya dan di tengah kecaman berbagai pihak.

Ridhwan mengingatkan, tentang peristiwa intifadah Al-Aqsha yang terjadi beberapa tahun kemarin, akibat penodaan yang dilakukan zionis Israel dan menewaskan ribuan para syuhada dan terluka serta penangkapan besar-besaran terhadap rakyat tak berdosa. Ridhwan juga menegaskan, terorisme Israel berikut penganiayaan, penodaan, pembunuhan, penangkapannya,, hanya akan meningkatkan perlawanan di kalangan rakyat.

Ridhwan yang berpidato di hadapan ribuan para demonstran Palestina mengingatkan, ‘Kalian saat ini keluar untuk menyuarakan penolakan kalian atas penodaan yang dilakukan zionis najis Israel. Kalian marah dan mengecam dengan hati dan suara kalian. Kalian keluar pada jam satu siang hari di tengah teriknya matahari, untuk mengungkapkan kemarahan kalian atas penghinaan serta kejahatan terhadap Masjid Al-Aqsha.

Ia menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan di setiap tempat dengan dasar satu penderitaan dan satu wilayah Palestina. Kita menolak upaya pemisahan dan pelecehan terhadap pilihan rakyat.

Ia menjelaskan, Masjid Al-Aqsha mempunyai ikatan yang sangat kuat dengan aqidah kita. Setiap penodaan terhadap al-Aqsha berarti telah menodai aqidah kita. Hal inilah yang menjadikan masalah Palestina sebagai masalah terpenting di dunia Islam saat ini.

Ia mengingatkan bangsa Arab dan Islam untuk mengambil peran strategis dalam melindungi Al-Aqsha, serta mengungkapkan kemarahanya atas penodaan terhadap Al-Aqsha.

Ia kemudian menyebutkan tentang pertemuan Musim Gugur yang akan digelar pada penghujung bulan ini. Ia mengingatkan pertemuan yang akan dilakukan di Anna PolisAS ini merupakan konspirasi untuk mempreteli hak-hak Palestina agar tidak punya daya tawar apapun. Apa yang terjadi di al-Aqsha kemarin merupakan bukti nyata bahwa mereka sangat ingin menguasai Al-Aqsha. Yang terjadi kemudian adalah berdirinya Negara Yahudi di Al-Quds. akibat sebagian orang menganggap enteng atas masalah ini.

Ia mempertanyakan, apa kepentingnya Dewan Knesset Israel membuat keputusan untuk tidak membagi wilayah Al-Quds ? karena mereka menginginkan Al-Quds sebagai wilayah mereka secara utuh tak terbagi dengan Palestina. Maka mereka berupaya mengadakan pertemuan di Anna Polis, atas prakarsa AS agar Palestina mau menyerahkan hak asasinya di pertemuan itu. Oleh karena itu, Ridhwan meminta duna Arab dan Islam memboikot pertemuan tersebut.

RIdhwan menegaskan, Israel tidak akan berani memasuki areal Masjid Al-Aqsha kalau mereka tidak punya dukungan penuh dalam pertemuan musim gugur yang akan segera dilangsungkan, bahwa Palestina akan menganulir hak-haknya. Dalam pada itu ia mengingatkan, Mahmud Abbas tidak punya hak untuk menganulir hak dan prinsif rakyat dalam masalah al-Aqsha dan yang lainya.

Ridhwan mengajak semua elemen rakyat Palestina untuk berpegang teguh terhadap hak kembali bagi para pengungsi yang merupakan tanah leluhur nenek moyangnya. Ia juga menyerukan untuk kembali memilih perlawanan sebagai pilihan strategis untuk membebaskan Palestina dari penjajahan.

Ia juga meminta para tawanan politik yang ditangkap pemerintah Ramallah di Tepi Barat segera dibebaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar